MAKALAH SOFTSKILL
MANAJEMEN PEMASARAN
GLOBAL
PERUSAHAAN YANG BERKAITAN
DENGAN PENDEKATAN ETHNOCENTRIC, POLYCENTRIC,
REGIOCENTRIC DAN
GEOCENTRIC
Disusun Oleh 4EA33 / KELOMPOK 4
:
DANNISA LUTFI OCTAVIANI 11215588
INDRIANI DIAH ARFANTIN 13215374
RAHMAT HIDAYA PUTRA 15215568
RAJA TUNGGUNG BARUS 15215595
RIA RESTY ARISMA 15215875
RICHARD KUSWAYA 15215898
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2018
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Perusahaan yang Berkaitan dengan Pendekatan Ethnocentric,
Polycentric, Regiocentric dan Geocentric”
dengan baik.
Adapun
maksud dan tujuan penulis menyusun karya tulis ini untuk memenuhi tugas Softskill
Manajemen Pemasaran Global.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak
untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk
kedepannya.
Bekasi, 22 November 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah perdagangan adalah masalah yang
sering diperbincangkan di setiap negara. Perekonomian sebuah negara erat
kaitannya dengan sistem dan pengelolaan aktivitas perdagangan, baik yang
bersifat nasional maupun internasional.
Jika melihat sejarahnya, perdagangan
internasional sudah dilakukan ribuan tahun lalu. Tapi, dampak terhadap
kepentingan ekonomi, kepentingan sosial, dan kepentingan politik baru dapat
dirasakan beberapa abad lalu. Perdagangan internasional ternyata juga membawa
dampak terhadap sektor-sektor lainnya, seperti mendorong industrialisasi,
mempengaruhi kemajuan di bidang transportasi, globalisasi, serta lahirnya
perusahaan multinasional.
Perdagangan internasional bisa dikatakan
kompleks dan berbelit-belit jika dibandingkan penyelenggaraan perdagangan di
dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh batas-batas politik serta kenegaraan yang
akhirnya sedikit menghambat transaksi perdagangan, misalnya adanya bea, tarif,
dan jatah barang impor.
Model EPRG (etnosentris, polisentris,
regiosentris, geosentris) adakalanya juga disebut sebagai model EPG
(etnosentris, polisentris dan geosentris), adalah suatu istilah yang sering
digunakan dalam pemasaran internasional atau global. Perlmutter (1969) adalah
orang pertama yang memperkenalkan model EPG, yaitu suatu strategi organisasi
yang ditandai oleh tiga faktor, yakni: etnosentrisme, polisentrisme dan
geosentrisme.
Pada periode berikutnya Perlmutter dan
Douglas (1973) melengkapi model EPG ini dengan faktor lain, yaitu
regiosentrisme, yang kemudian dikenal dengan model EPRG. Model tersebut
bertujuan untuk mengidentifikasi orientasi suatu organisasi, dimana biaya dan
keuntungan organisasi akan berbeda tergantung pada orientasi model tersebut.
Oleh karena itu identifikasi akan orientasi yang tepat adalah sangat penting.
Demikian pula halnya adalah penting agar budaya organisasi, strategi pemasaran,
dan lain sebagainya dilaksanakan secara konsisten, sehingga organisasi dapat
beroperasi secara efisien di pasar.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan
pendekatan ethnocentric, polycentric dan orientasi regiocentric &
geocentric?
2. Apa saja perusahaan yang berikaitan dengan pendekatan
ethnocentric, polycentric dan orientasi regiocentric & geocentric?
1.3
Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui perusahaan yang
berkaitan dengan pendekatan ethnocentric, polycentric dan orientasi regiocentric
& geocentric.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pendekatan Ethnocentric
Berasumsi
bahwa negara asalnya lebih unggul dibanding negara lain di dunia. Manajemen
hanya melihat persamaan yang ada di pasar dan berasumsi bahwa produk dan
kebiasaan yang sukses di negeri sendiri akan sukses juga di mana saja. Sekarang
paham ini menjadi ancaman internal terbesar yang dihadapi perusahaan. Perusahaan
etnosentris yang berbisnis di luar negeri dapat disebut sebagai perusahaan
internasional.
2.1.1
Karakteristik Ethnocentric
Posisi kunci hanya
diisi/ditempati oleh mereka yang berkewarganegaraan sama dengan perusahaan
induk.
Alasan :
1.
Kurangnya
individu yang kurang kompeten dari dalam negeri terutama dari negara berkembang.
2.
Cara
terbaik menjaga budaya perusahaan.
3.
Memindahkan
transfer pengetahuan/core competencies kepada mereka di operasi/cabang luar
negeri.
Kelemahan :
1.
Menutup
jalan/membatasi kesempatan bagi mereka yang berkewarganegaraan setempat.
2.
Produktivitas
dapat menurun, turn over karyawan meningkat.
3.
Cultural
Myopia : kegagalan perusahaan mengerti budaya setempat, juga pada implementasi
marketing dan manajemen.
2.1.2
Contoh Perusahaan Ethnocentric : MNC (Multi Nasional Corporate)
MNC ( MultinaTional
Corporation ) adalah Merupakan perusahaan dengan pendekatan ethnocentric karena
menjalankan operasional di banyak negara tetapi pembuatan keputusan utama
dilakukan di perusahaan di negara asal.
1)
Perusahaan LG
LG Corpadalah perusahaan
konglomerat terbesar kedua Korea yang memproduksi elektronik, kimia, dan produk
telekomunikasi. Markas pusat LG terletak di LG Twin Towers di Seoul, Korea
Selatan. Organisasi ini memiliki sekitar 149 anak di seluruh dunia yang
memproduksi berbagai jenis peralatan gadget elektronik dari rumah ke perangkat
telekomunikasi. Electronics adalah Top 100 merek di seluruh dunia yang merupakan kekuatan
yang dominan yang harus diperhitungkan dalam industri perangkat elektronik.
LG adalah pemimpin global dan inovator dalam teknologi
elektronik konsumen, komunikasi mobile dan home appliances, mempekerjakan lebih
dari 84.000 orang yang bekerja di 112 operasi termasuk 81 anak perusahaan di
seluruh dunia. Pada tahun 2008, penjualan secara global mencapai $ 44.7 milyar,
LG Electronics didirikan pada tahun 1958 dan sejak itu memimpin jalan ke era
digital yang maju berkat keahlian teknologi manufaktur yang diperoleh oleh
banyak home appliances seperti radio dan TV. LG Electronics telah meluncurkan
banyak produk baru, diterapkan teknologi baru dalam bentuk perangkat mobile dan
TV digital di abad 21 dan terus memperkuat statusnya sebagai perusahaan global.
Dengan demikian, LG merangkul
filosofi "Perusahaan Yang Hebat dengan Sumber Daya Manusia Yang
Hebat" dimana hanya orang-orang besar dapat membuat perusahaan besar, dan
mengejar dua strategi pertumbuhan yang melibatkan "inovasi cepat" dan
"pertumbuhan cepat." Demikian juga, kita berusaha untuk mengamankan
tiga kemampuan inti : kepemimpinan produk, kepemimpinan pasar, dan orang-orang
yang berpusat pada kepemimpinan.
Salah satu aset terkuat dari
LG Elektronik adalah tim desain & riset yang terdiri dari para peneliti dan
teknis yang berbakat dan handal. Lebih dari seperempat dari semua karyawan LG
Elektronik bekerja setiap hari di penelitian dan pengembangan, dan kami
berharap Jumlah tersebut akan lebih dari seperempat orang pada 2010. Mereka
bekerja sama untuk mengembangkan teknologi strategis untuk teknologi-teknologi
yang original di masa yang akan datang yang dirancang untuk membentuk trend
baru di pasar dan untuk menentukan strategi baru untuk mencapai pencapaian
tertinggi. Manajer SDM : bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia agar kulaitas karyawan lebih maju dan loyalitas SDM
perusahaan semakin meningkat dibantu dengan Manajer desain& riset dalam
pengembangannya.
2.2
Pendekatan Polycentric
Berasumsi
bahwa masing-masing negara adalah unik sehingga mengembangkan strategi yang
berbeda-beda. Masing-masing anak perusahaan di luar negeri mengembangkan
strategi bisnis dan pemasarannya sendiri-sendiri. Perusahaan polisentris sering
disebut dengan terminologi perusahaan multinasional.
2.2.1
Karakteristik Polycentric
Mensyaratkan memilih
warganegara setempat untuk menduduki posisi manager perwakilan, sementara WN
induk perusahaan duduk di perusahaan induk/headquarters.
Alasan :
1.
Perusahaan
sedikit/tidak mengalami culture myopia
2.
idak
terlalu memakan biaya (expatriate ‘lebih mahal’)
Kelemahann :
1.
Kesempatan
terbatas untuk mendapat pengalaman diluar negaranya
2.
Kesenjangan
antara karyawan dalam negeri dan expat (bahasa, loyalitas, nasionalisme,
perbedaan budaya)
3.
Sulit
berubah : terbentuk kerajaan kecil dalam perusahaan.
2.2.2
Contoh Perusahaan TNC (Transnasional Corporation)
Merupakan organisasi dengan
pendekatan polisentris karena menjalankan operasional di banyak negara dengan
cara mendesentralisasikan pengelolaan perusahaan (terutama strategi pemasaran)
pada manajemen local.
1)
Perusahaan WAL-Mart
Bermula dari pengalamannya
bekerja bertahun-tahun pada perusahaan ritel Sears Robuck dan JC Penney, Walton
memulai langkah bisnisnya. Dia membeli sebuah waralaba dan penyewaan di kawasan
Pelabuhan Ben Franklin, Arkansas, yakni jaringan penjualan dari peritel lokal
Butler Brother pada 1945.
Hanya butuh tiga tahun, Walton
mampu meningkatkan penjualan tahunan dari USD80.000 menjadi USD- 225.000.
Naluri bisnis yang jenius telah memotivasi Walton untuk semakin mengembangkan
jaringan bisnisnya. Hal itu dilakukannya saat membeli pusat perbelanjaan milik
peritel Luther E Harrison di kawasan Bentonville, Arkansas, lima tahun kemudian
(1950).
Sejak itulah, Walton mulai
menamai jaringan pusat perbelanjaannya dengan sebutan Walton's 5&10.
Sebagai pebisnis berbakat, Walton betul-betul mampu membuktikan kapasitasnya
dalam mengambil putusan bisnis yang menentukan. Dengan begitu, Walton dapat
meningkatkan daya ekspansi roda bisnisnya.Hal ini dibuktikan Walton ketika
tepat pada 1962, mampu mendirikan 11 jejaring bisnis ritelnya.
Jumlah jejaring bisnisnya
semakin bertambah pada 1967, yakni menjadi 24 pusat perbelanjaan di seluruh
negara bagian Arkansas. Perluasan ini menyumbangkan tingkat penjualan tahunan
Walton's 5&10 menjadi USD12,6 juta. Untuk lebih memperkuat citra jejaring
bisnisnya, Walton mengubah nama Walton's 5&10 menjadi Wal-Mart pada 1967.
Perubahan ini tidak terlepas
dari peran Bob Gogle, sang tangan kanan kepercayaan Walton dalam menjalankan
bisnis ritelnya. Gogle mengusulkan penamaan dengan keyakinan bahwa ritel Walton
akan mampu menjadi jaringan bisnis ritel yang kukuh. Ekspansi bisnis Walton
semakin masif ketika pada 1968, Wal-Mart memperluas jejaring bisnisnya di luar
wilayah negara bagian Arkansas, yakni Sikeston, Missouri, dan Claremore dalam
wilayah negara bagian Oklahoma.
Ekspansi ini menambah jejaring
bisnis pusat perbelanjaannya hingga 78 pusat perbelanjaan terhitung tahun 1974.
Perkembangan teknologi selanjutnya cukup membantu perluasan bisnis Wal-Mart.
Sebab dengan komputerisasi di berbagai pusat perbelanjaannya, tingkat penjualan
Wal-Mart naik dari USD167,5 juta menjadi USD479 juta.
Selain itu, jumlah pusat
perbelanjaannya juga bertambah banyak menjadi 153 buah. Bahkan, jumlahnya terus
melonjak pesat menjadi 330 pusat belanja dengan tingkat penjualan USD1,2 miliar
pada 1980. Lonjakan jumlah pusat perbelanjaan Wal-Mart meningkat lebih pesat
lagi pada 1985 dan 1990.
Pada masingmasing tahun, pusat
perbelanjaan Wal-Mart tercatat mencapai 1.114 pusat perbelanjaan dengan nilai
penjualan USD6,4 miliar dan 1.528 pusat pertokoan dengan nilai penjualan
USD25,8 miliar. Namun,sejarah bisnis Wal- Mart tidak selalu bertumpu pada
sistem pertumbuhan organik,sebab langkah bisnis nonorganik seperti mengakuisisi
menjadi bagian sejarah pertumbuhannya.
Langkah ini misalnya,
dilakukan pertama kali oleh Wal-Mart ketika mengakuisisi jejaring perbelanjaan
ritel Mohr- Value yang berlokasi di kawasan Michigan dan Illinois. Setahun
kemudian, perusahaan ritel Hutcheson Shoe Company juga diakuisisinya. Kebijakan
akuisisi terus dijalankan Wal-Mart seiring ekspansi secara organik.
Pada tahun 1980 misalnya, Wal-Mart
kembali mengakuisisi Kuhn's Big K, yang memiliki 92 pusat perbelanjaan di dua
negara bagian,Georgia dan South Carolina. Namun pada saat yang sama, Wal- Mart
juga berekspansi ke pasar Florida dan Nebraska.
Selain menyediakan
barang-barang kebutuhan pokok konsumen, Wal-Mart juga telah melakukan berbagai
inovasi penyediaan produk- produk kebutuhan pokok konsumen. Pada 1978 misalnya,
Wal-Mart membidik pasar penjualan obat-obatan, pusat layanan mobil, dan
barangbarang perhiasan.
Inovasi ini terus berlanjut
ketika Wal-Mart juga untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep Wal-Mart
Supercenter di Washington, Missouri. Konsep ini memadukan antara layanan
belanja berdiskon, pusat penjualan bahan bakar minyak, pusat optik, studio
lukis, pemotretan, layanan perbankan, telepon seluler, salon perawatan rambut
dan kuku, penyewaan video film, bahkan layanan gerai makanan ringan.
Pertumbuhan Wal-Mart makin
hari makin luar biasa. Pada 1989, Wal-Mart telah cukup mendominasi pasar
penjualan kebutuhan konsumen di hampir 26 negara bagian AS, termasuk Michigan,
West Virginia, dan Wyoming. Bahkan menginjak 1990,Wal- Mart juga merangsek
pasar California,Nevada,North Dakota, Pennsylvania,South Dakota, dan Utah.
Pasar luar negeri juga dibidik Wal-Mart.
Dimulai dengan dimasukinya pasar
Mexico dengan membuka pertokoan Wal-Mart di kawasan Mexico City pada 1991. Hal
ini terus berlanjut dengan dibukanya pertokoan Wal-Mart di Hong Kong dan Kanada
pada 1994. Bahkan, untuk mengukuhkan jejaring bisnisnya, Wal-Mart mengakuisisi
122 pertokoan Woolco dan PACE yang memiliki 91 gudang penyimpanan barang dari
Kmart di Kanada.
Ekspansi bisnis ke luar negeri
semakin intensif dilakukan Wal-Mart.Pada 1995,Wal- Mart kembali membuka jaring
pertokoannya di negara Argentina dan Brasil. Begitu juga di Asia dengan
membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan ritel lokal pada 1998, setelah
dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat ketatnya
persaingan sesama perusahaan ritel.
Bahkan ketika memasuki Inggris
pada 1999,Wal-Mart cukup luar biasa untuk segera menguasai pasar dengan
mengakuisisi ASDA Group Plc yang memiliki 229 pusat perbelanjaan. Pelan tapi
pasti, dengan kinerja bisnis yang luar biasa, Wal-Mart terus merangkak menjadi
perusahaan yang benar-benar menggurita.
Pengakuan atas dominasinya
terus mengalir dari berbagai institusi, bahkan para kompetitornya sendiri. Pada
tahun 2005 misalnya, majalah pemeringkat Fortune menempatkan Wal- Mart dalam
posisi kelima dari seluruh perusahaan terkemuka global.
Bahkan pada 2003-2004, berturutturut
Wal-Mart menempati posisi teratas dari seluruh perusahaan di AS yang ratarata
memiliki pasar luas di seluruh dunia.
2.3
Pendekatan
Regiocentric
Perusahaan
regiosentris lebih memperkuat daya saing regionalnya daripada langsung
berpindah untuk mengembangkan respons global.
2.3.1
Karakteristik Regiocentric
Memilih WN regional untuk
menduduki posisi baik dari negara asal maupun dari negara sewilayah.
Alasan :
1.
Lebih
mudah menyesuaikan diri dengan budaya setempat
2.
Menghemat
biaya
Kelemahan :
1.
Belum
tentu ada kecocokan budaya
2.3.2
Contoh Perusahaan Regiocentric
Pendekatan regiosentris tidak
begitu terfokus pada suatu negara tertentu saja pada suatu wilayah geografis.
Dalam hal ini, segmentasi pasar didasarkan pada pengelompokan wilayah atau kelompok
antar negara yang mirip antara satu dengan lainnya. Wilayah tersebut terbentuk
karena adanya kesamaan seperti latar belakang budaya, ekonomi, dan politik.
Sebagai contoh, pelanggan di
Amerika Utara mungkin memiliki rasa atau preferensi yang berbeda dengan
pelanggan dari negara-negara pasca-Uni-Soviet. Untuk itu, Coca-Cola dan Pepsi
telah menggunakan strategi regiosentris yang mengasumsikan bahwa sekelompok
negara yang berada di kedua wilayah tersebut masing-masing dapat dianggap
sebagai pasar tunggal.
Dengan menggunakan orientasi
tersebut terbuka kemungkinan perluasan perekonomian dalam skala yang lebih
besar dari strategi polisentris (Wiktor et al., 2008). Suatu contoh menarik
dari suatu organisasi bisnis yang berorientasi regiosentris adalah General
Motors. Organisasi bisnis ini memiliki strategi yang berbeda secara signifikan
yang digunakan di Uni Eropa, Amerika Serikat dan Asia. Para manajer papan atas
di berbagai wilayah tersebut memiliki kebebasan yang cukup besar dalam
pengambilan keputusan, sehingga orientasi regiosentris sering dikaitkan dengan
adanya peningkatan desentralisasi organisasi (Kejda, 2009).
2.4
Pendekatan Geocentric
Orientasi geosentris merupakan
perpaduan etnosentris dan polisentris, yang melihat persamaan dan perbedaan dalam
pasar dan negara, dan mencoba menciptakan strategi global guna merespon seluruh
kebutuhan dan keinginan lokal.
2.4.1
Karakteristk Geocentric
Mencari orang terbaik untuk
posisi kunci dalam perusahaan tanpa memandang kewarganegaraan.
Kelebihan :
1.
Perusahaan
mampu mengoptimalkan sumber daya manusianya
2.
Memupuk
kader executive internasional yang dapat bekerja diberbagai negara dengan
berbagai budaya
3.
Meningkatkan
respon local
Kelemahan :
1.
Kompleksitas
kebijakan pekerja asing
2.
Mahal
: training, relokasi, kompensasi
2.4.2
Contoh Perusahaan Geocentric
1) Borderless
Organization
Merupakan
perusahaan dengan pendekatan geosentris karena menjalankan operasional di
banyak negara dengan cara menghilangkan hambatan geografis yang bersifat
artifisial melalui penghapusan pembagian divisi berdasarkan negara (penghapusan
divisi struktural).
Contoh Perusahaan
Borderles Organization :
International
Business Machines Corporation (disingkat IBM; NYSE: IBM) adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer. IBM didirikan pada16 Juni
1911, beroperasi sejak
1888 dan berpusat di Armonk, New York, Amerika Serikat.
Dengan lebih dari
330.000 pegawai di seluruh dunia dan pendapatan US$96 miliar (angka dari2004),
IBM adalah perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia, dan salah satu yang
terus berlanjut dari abad 19. Dia memiliki teknisi dan konsultan di lebih
dari 170 negara dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di seluruh dunia,
di setiap cabang ilmu komputer dan teknologi informasi; beberapa dari mereka adalah pionir di bidang mulai
dari komputer mainframe ke nano teknologi.
Mesin-mesin dan
produk IBM yang sukses adalah Mainframe dengan sistem 370 (pada tahun1960-an), IBM PC, AS/400
dan RS/6000 (1980-an), Power PC CPU (1990-an, bekerja sama dengan Motorola, - sekarang Freescale).
Dalam tahun-tahun
belakangan ini, pendapatan jasa dan konsultasi lebih besar dari produksi.
Samuel J. Palmisano
dipilih menjadi
CEO pada 29 Januari 2002 setelah memimpin Jasa Global IBM, dan menolongnya
menjadi bisnis dengan "backlog" US$100 miliar di 2004.
Pada 2002
perusahaan ini menguatkan kemampuan nasihat bisnisnya dengan mengambil alih
perusahaan jasa konsultan terkemuka Pricewaterhouse Coopers. Perusahaan ini terus memfokuskan usahanya di
konsultasi jawaban bisnis, jasa dan perangkat lunak, dan juga menekankan chip
harga tinggi dan teknologi perangkat keras. Pada 2004 dia mempekerjakan sekitar 191.000 teknisi profesional.
Yang termasuk 300-400 Teknisi Terkenal dan 50-60 "IBM fellow",
teknisi paling senior.
IBM Research
memiliki delapan laboratorium
riset yang terletak di belahan utara dunia, dengan setengahnya terletak di luar
Amerika Serikat. Pegawai IBM telah meraih lima penghargaan Nobel. Di Amerika, mereka juga mendapatkan
empat Penghargaan Turing, lima Medali Teknologi Nasional, dan lima
Medali Sains Nasional, dan
juga banyak lagi di luar Amerika.
Pada 1 Mei 2005, divisi PC IBM secara resmi diambil alih oleh perusahaan
Lenovo yang berpusat di Republik Rakyat Cina. CEO IBM sekarang adalah Samuel J. Palmisano yang menggantikan Louis V. Gerstner sejak tanggal 29 Januari 2002. Louis V. Gerstner menjadi CEO IBM selama 10 tahun menggantikan
John Ackers
yang dipecat karena hampir
membangkrutkan IBM pada tahun 1992. Sebelumnya Louis V. Gerstner bekerja untuk
Nabisco.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjalankan bisnis secara global dimasa
kini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan-tantangan serius –
tantangan yang muncul dari keterbukaan yang berkaitan dengan globalisasi dan
dengan perbedaan kebudayaan yang signifikan.
Globalisasi dimaksudkan untuk membuka
perdagangan dan menghapuskan halangan geografis antarnegara. Namun tindakan
membuka diri itu selain mendatangkan hal yang positif juga mendatangkan hal
yang negatif. Tantangan dari keterbukaan adalah adanya interdependensi ekonomi
antarnegara dalam perdagangan. Tantangan-tantangan yang jauh lebih serius lagi
selain tantangan dari keterbukaan ialah berasal dari kuatnya perbedaan yang
mencakup tradisi,sejarah,keyakinan religious dan prinsip yang sudah sangat
mengakar.
Kesuksesan dalam mempraktikan manajemen
dilingkungan global masa kini memerlukan sensitivitas dan pemahaman yang luar
biasa. Para manajer dari negara manapun perlu waspada terhadap cara keputusan
dan tindakan mereka ditanggapi tidak hanya oleh pihak yang cenderung
menyepakatinya namun lebih penting lagi oleh pihak yang mungkin tidak
menyepakatinya. Para manajer perlu mencocokkan gaya kepemimpinan dan pendekatan
manajemen mereka untuk mengakomodasikan tanggapan yang beragam itu. Sementara
itu, seperti biasa, mereka perlu melakukan itu semua sembari tetap seefisien
dan seefektif mungkin dalam rangka meraih tujuan-tujuan perusahaan.
http://myworldempires.blogspot.com/2010/11/manajemen-sumber-daya-manusia-dalam.html
http://desrihandayani.blogspot.com/2014/04/makalah-sumber-daya-manusia-global.html
https://www.academia.edu/28967102/Nur_Afifah_Agustina_071411231002_Bisnis_Internasional_Week_5_Peluang_dan_Motif_Perusahaan_Menuju_Pasar_Internasional
https://bahanakuntansi.wordpress.com/2016/10/16/pendekatan-manajemen/
http://trifannyroland.blogspot.com/2013/11/manajemen-pemasaran-internasional1.html